Bela, pernah nggak sih ketika check up kesehatan, dokter menyuruhmu melakukan gerakan-gerakan yang sedikit aneh seperti menyentuh ujung kaki? Mungkin yang pernah melakukannya, masih merasa bingung dengan manfaat dari gerakan tersebut. Faktanya nih, ternyata hal itu termasuk salah satu tes kesehatan lho. Sederhana kan? Nah, kamu juga bisa memeriksa kesehatan dengan gerakan sederhana lainnya lho. Coba cek di bawah ini ya.
1. Tes kesehatan mata
Cobalah tutup satu mata kamu, kemudian mundurlah sebanyak lima langkah dari gambar ini. Lihatlah lingkaran pada bagian atas. Apakah beberapa garis pada tampak lebih redup daripada yang lain? Jika jawabanya “ya” segeralah pergi ke optician atau ahli kacamata, karena mungkin saja kamu memiliki gangguan pada penglihatan yang diakibatkan cacat pada kelengkungan lensa atau kornea atau disebut juga astigmatisme.
2. Fleksibilitas
Untuk melakukan tes ini, coba duduklah di lantai yang lurus dan datar, tarik kaki kamu dengan menggunakan ujung jari tanganmu. Jika kamu bisa melakukannya dengan mudah, maka tubuh kamu dalam kondisi yang fit. Nah jika sebaliknya, ada baiknya kalau kamu mengikuti kelas yoga, senam aerobik, pilates, pokoknya sesuatu yang melibatkan banyak gerakan tubuh. Cara ini sangat bagus untuk kamu yang ingin meningkatkan fleksibilitas tubuh. Selain itu, hal ini juga baik untuk mencegah berlebihnya sendi pada lutut, serta akan membentuk tubuh kamu lebih indah, Bela!
3. Tes kesehatan jantung
Duduklah dengan nyaman dalam beberapa menit, setelah itu letakkan empat jari di sisi pergelangan tanganmu. Kemudian, cobalah untuk menemukan denyut nadi dan hitunglah berapa denyut nadi yang dihasilkan dalam satu menit. Umumnya untuk orang dewasa dan anak-anak di atas 10 tahun, jumlah denyut yang dihasilkan antara 60-100 denyut per menit untuk kondisi normal. Jika kurang atau lebih dari itu, kemungkinan kamu mengalami gangguan tekanan darah. Namun, ada baiknya juga jika kamu nggak asal mendiagnosa sendiri. Pergilah ke dokter jika ingin memastikan ya, Bela!
4. Tes kesehatan sirkulasi darah
Tuangkan air yang sangat dingin ke dalam suatu wadah. Kemudian celupkan jari tangan kamu ke dalam air tersebut selama 30 detik. Jika jari kamu berubah menjadi putih atau kebiruan, maka kamu kemungkinan mengalami gangguan pada sistem sirkulasi darah. Hal ini bisa terjadi karena penuruan suhu yang signifikan akan menyebabkan kontraksi pembuluh darah pada jari tangan, jari kaki, hidung dan telinga. Nah, akibatnya bagian tubuh ini bisa mengalami mati rasa. Maka dari itu, untuk menghindari dari gangguan kesehatan pada sirkulasi darah kita, hindari perubahan suhu yang ekstrim dan rasa stress. Istirahatlah yang cukup untuk melancarkan sirkulasi serta metabolisme kamu ya, Bela!
5. Tes kesehatan sistem pernapasan
Untuk melakukan tes kesehatan ini, cobalah nyalakan korek api. Setelah korek menyala berikanlah jarak antara wajah kamu dan korek api kira-kira 20 cm. Kemudian, tarik napas dalam-dalam melalui hidung dan hembuskan melalui mulut. Nah, berapa banyak usaha kamu untuk meniup api pada korek tersebut? Jika kamu harus meniupnya berkali-kali kemungkinan kamu memiliki sistem pernapasan yang lemah. Hal ini bisa disebabkan oleh merokok, kurangnya olahraga, serta penyakit saluran udara yang kronis. Maka dari itu, hindari rokok dan rajinlah berolahraga ya, Bela!
6. Tes kesehatan sendi
Tes ini digunakan untuk mendeteksi penyakit Rheumatoid Arthritis. Penyakit ini merupakan peradangan kronis pada sendi yang menyebabkan rasa sakit, bengkak, kaku pada persendian seperti pada kaki atau tangan. Caranya adalah dengan menahan tangan seperti posisi berdoa, pastikan jari dan telapak tangan saling menyentuh. Lalu lihatlah apakah jari kelingking kamu berdiri lurus sebagaimana mestinya atau tidak? Jika tidak, bisa jadi ini indikator kamu terkena Rheumatoid Arthritis yang membuat jari–jarimu membengkak, kaku serta bengkok. Pasalnya, jika kamu terkena penyakit ini, jari kelingkinglah yang pertama kali kehilangan fungsi. Segeralah konsultasikan ke dokter dan cek pula apakah sanak saudaramu ada yang mengidap penyakit ini karena biasanya penyakit ini berdasarkan genetik.
Penulis : Aditya Octaviana
